https://denpasar.times.co.id/
Berita

Dari TikTok untuk Indonesia, eruan TGB Lawan Budaya Bullying di Sekolah dan Pesantren

Jumat, 24 Oktober 2025 - 17:16
TGB Serukan Stop Bullying: Sekolah Harus Jadi Tempat Paling Aman untuk Anak Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. K.H. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A. (FOTO: ITS)

TIMES DENPASAR, JAKARTA – Seruan untuk menghentikan praktik perundungan atau bullying kembali disuarakan Tuan Guru Bajang (TGB) Dr. K.H. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A. Melalui akun media sosialnya di TikTok, @tuangurubajang, Jumat (24/10/2025), mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat itu mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama melawan budaya bullying yang kian marak, bahkan di lingkungan pendidikan.

“Bullying ini sudah sangat luar biasa di sekitar kita. Bahkan sekolah-sekolah yang seharusnya menjadi tempat paling aman untuk anak-anak kita pun tidak luput dari perundungan,” ujar TGB.

Ia menyoroti kasus-kasus tragis yang menimpa pelajar dan mahasiswa akibat tidak tahan dibully oleh teman sebaya. Menurutnya, kasus yang muncul ke publik hanyalah “puncak gunung es” dari fenomena yang lebih besar di masyarakat.

“Beberapa waktu lalu ada mahasiswa yang bunuh diri karena dibully. Saya yakin yang diberitakan itu baru sedikit, di bawahnya jauh lebih banyak,” katanya.

TGB menegaskan, bullying merupakan pintu menuju kekerasan yang lebih luas. Bentuk kekerasan verbal, katanya, bisa berkembang menjadi kekerasan fisik dan psikis jika dibiarkan.

“Bullying itu tidak baik untuk pembentukan jiwa manusia. Dalam Islam, perilaku semacam itu termasuk dosa besar,” tegasnya.

Ia menjelaskan, dalam ajaran Islam, berbagai bentuk perundungan disebut sebagai sukhriyah (menghina), al-lamz (mengejek), dan at-tanabuz bil alqab (memanggil dengan sebutan yang merendahkan). Semua itu, lanjut TGB, termasuk perbuatan dosa besar yang menunjukkan kefasikan meskipun pelakunya mengaku beriman.

“Allah menyebutnya sebagai bentuk kefasikan yang buruk setelah seseorang beriman. Jadi, ini bukan hal sepele,” jelasnya.

TGB mengajak seluruh orang tua dan pendidik untuk memberikan literasi sejak dini kepada anak-anak tentang bahaya perundungan. Tujuannya agar generasi muda memahami dampaknya, mampu melindungi diri, dan tidak menjadi pelaku bullying.

“Kalau kita biarkan budaya saling membuli menjadi hal yang biasa, berarti kita sedang menormalisasi penyakit sosial. Masyarakat yang sakit tidak akan bisa melahirkan peradaban yang kuat,” ujarnya.

TGB menutup pesannya dengan ajakan agar semua lembaga pendidikan, termasuk pesantren, memastikan lingkungan mereka bebas dari perundungan.

“Pastikan sekolah dan pesantren kita steril dari bullying. Yang harus tumbuh di sana adalah semangat kebaikan, saling menghargai, dan membangun masa depan yang positif,” pungkasnya. (*) 

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Denpasar just now

Welcome to TIMES Denpasar

TIMES Denpasar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.