TIMES DENPASAR, JEMBRANA – Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sedang status darurat bencana menyusul banjir yang melanda wilayahnya. Dua korban jiwa dilaporkan meninggal dan ribuan rumah terendam, sementara data kerusakan masih terus dihimpun.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, menegaskan bahwa prioritas utama saat ini adalah keselamatan warga dan pemenuhan kebutuhan dasar.

"Kami terus berkoordinasi dengan seluruh kecamatan, desa, dan kelurahan untuk mendata kerusakan serta bantuan yang dibutuhkan warga. Masukan-masukan pihak kecamatan dan desa akan dijadikan pertimbangan apakah perlu menetapkan status darurat terkait banjir ini," katanya, Rabu (10/9/2025).

Selain menyiapkan air bersih, langkah tanggap darurat juga difokuskan pada penyediaan makanan bagi korban. Sesuai instruksi Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, seluruh pegawai harus siaga dan dapur umum gabungan akan segera dibuka.

"Sesuai instruksi bupati, seluruh pegawai harus siap siaga membantu korban bencana. Salah satunya dengan membuka dapur umum gabungan OPD," tambah Agus Artana.

Kepala Dinas Sosial Jembrana, dr. I Gusti Bagus Ketut Oka Parwata, menyatakan bahwa dapur umum akan beroperasi dari Posko BPBD untuk menjangkau lebih banyak korban.

Bupati telah menginstruksikan seluruh jajaran, mulai dari pejabat, pegawai, hingga aparatur desa dan kepala lingkungan, untuk siaga penuh membantu masyarakat yang terdampak.

Dampak banjir sangat luas, menyebabkan kemacetan panjang di jalur Denpasar-Gilimanuk dan menenggelamkan banyak permukiman. Hingga berita ini diturunkan, data pasti jumlah rumah yang terendam masih dalam proses pendataan karena luasnya area yang terdampak. Dua korban jiwa telah dikonfirmasi meninggal, mempertegas seriusnya dampak bencana ini.(*)