TIMES DENPASAR, BANDUNG – Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) mendorong penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan berbasis Web untuk mendukung tata kelola keuangan masjid yang modern dan terpercaya.
Hal ini didasarkan fakta dari data resmi Satu Data Kementerian Agama tahun 2023, Provinsi Jawa Barat memiliki total 62.577 masjid yang terdaftar. Jumlah ini mencakup berbagai tipologi masjid, termasuk masjid agung, masjid jami dan masjid lain yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Penerapan sistem manajemen keuangan terbuka di masjid-masjid Jawa Barat sendiri masih dalam tahap pengembangan. Beberapa masjid telah mulai mengadopsi sistem ini untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
Dan seiring meningkatnya peran masjid dalam kehidupan masyarakat seperti yang dipaparkan di atas, dibutuhkan tata kelola keuangan yang transparan, akuntabel, dan mudah diakses oleh seluruh pihak yang berkepentingan.
Dalam konteks inilah, UM Bandung turut ambil peran. Alia Tri Utami, SE, MSM selaku Dosen UM Bandung memaparkan latar belakang mengapa pihaknya merasa sistem informasi managemen keuangan berbasis web ini harus diaplikasikan di masjid.
"Krena tergerak banyaknya masjid dengan jamaah yang banyak dan aktif, bangunan bagus, begitu juga fasilitasnya. Akan tetapi, pengelolaan keuangan masjid terkait donasi dari jamaah masjid masih dengan cara yang sangat sederhana, pencatatan dan pelaporannya manual sehingga diketahui oleh terbatas saja,” ujarnya, Minggu (4/5/2025).
“Sementara, saya mendapati ada juga masjid yang sudah menerapkan teknologi yang mudah, berharga hemat bisa dijalankan oleh pengurusnya dan pengelolaan dana umatnya sudah baik sehingga terbilang bagus pengelolaan atau managemen masjidnya,” tutur Alia.
Alia menjelaskan bahwa Ketika penawaran system informasi managemen keuangan berbasis web ditawarkan, sempat ada “penolakan” dari pengurus karena merasa belum urgent terkait system informasi ini.
Namun, setelah dijelaskan urgensi dan manfaat dari system informasi management ini, Apalagi setelah diperlihatkan demo system keuangannya, para pengurus masjid jadi terbuka wawasannya soal pengelolaan keuangan yang Amanah dan terbuka.
Terlebih, Alia menjelaskan bahwa dana umat yang diberikan ke masjid baik berupa zakat, infaq, Shadaqoh, dan wakaf lainnya harus diinformasikan ke masyarakat guna mengetahui bahwa pengeoloaan masjid begitu terbuka berazas manfaat untuk masyarakat dari masjid.
“Kita sampaikan perihal manfaat pengaplikasian system keuangan berbasis web ini kepada pengurus masjid At Taufiq dan memang dengan adanya dua “generasi” berbeda di masjid tersebut, bagi generasi baby boomer, aplikasi cash management yang disodorkan belum dipahami dengan betul," jelas Alia.
"Dampaknya, pengurus masjid agak keberatan, tetapi setelah memahami presentasi yang kami berikan, akhirnya mereka yang awalnya kontra jadi mendukung pengelolaan keuangan sistem terbuka,” imbuhnya.
“Beruntung sekali saya terbantu dengan adanya pengurus masjid yang masih masuk dalam generasi milenial serta remaja masjid dari gen Z, sehingga transformasi informasi bisa lebih mudah bagi pengurus yang sudah senior usianya,” kata Alia.
Alia pun memahami bahwa pemikiran pengurus masjid yang merasa 'nyaman' dengan pola yang selama ini jalan karena memang tanpa perlu web aplikasi pun managemen masjid sudah lancar. Mereka berpikiran seberapa urgent kebutuhan akan aplikasi tersebut diterapkan di masjid.
Ia pun tanpa letih mengedukasi pengurus masjid hingga akhirnya mereka sepakat dan kompak, untuk perubahan masjid dengan kelola terbuka tentu butuh inovasi baru dan terbuka.
Tanpa lelah dan jenuh, Alia bisa seiring waktu bersama teman-teman yang lain meyakinkan pengurus masjid akan system baru yang mereka tawarkan. Apalagi, jumlah masjid yang sudah memiliki syarat kelengkapan baik masih belum tersentuh dengan penerapan aplikasi keuangan masjid yang mumpuni.
“Berharap dengan pengabdian dari kami, nilai nominal sebesar 10 juta untuk pembelian dan operasional system keuangan berbasis web. Ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masjid. Dan semua informasi untuk jamaah bisa disebar di dalam aplikasi dan pengukuran nilai kinerja dan keuangan bisa dilihat terbuka,”seru Alia
“Dengan memahami presentasi yang kami bawakan kepada pengurus masjid, keberadaan web system untuk Kelola masjid jadi bertambah lengkap karena di web tersebut ada profiling masjid yang bisa jadi sarana promosi untuk masjid ke masyarakat,” pungkas Alia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tim UM Bandung Bantu Masjid Terapkan Sistem Manajemen Keuangan Modern Berbasis Web
Pewarta | : Djarot Mediandoko |
Editor | : Ronny Wicaksono |