TIMES DENPASAR, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), menyambut positif sikap gerakan perlawanan Palestina, HAMAS, yang memberikan tanggapan konstruktif terhadap proposal penghentian perang dan pembebasan sandera yang diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia menilai langkah tersebut sebagai peluang besar menuju akhir perang dan penderitaan panjang di Jalur Gaza.
“Respons positif HAMAS dengan beberapa catatan penting yang perlu dinegosiasikan membuka jalan bagi berakhirnya perang dan genosida di Gaza, menghadirkan bantuan kemanusiaan, serta menegakkan perdamaian dan kedaulatan Palestina yang kemerdekaannya telah diakui oleh 156 negara anggota PBB,” ujar HNW melalui pernyataan resminya di Jakarta, Sabtu (4/10/2025).
Menurut HNW, langkah HAMAS ini juga mendapat dukungan dari para mediator utama seperti Mesir dan Qatar, serta disambut baik oleh Sekjen PBB, Uni Eropa, Turki, dan berbagai komunitas internasional lainnya. Bahkan Presiden Trump sendiri, kata HNW, telah menanggapi positif dukungan HAMAS atas proposal tersebut dan meminta Israel menghentikan serangan militernya di Gaza.
Namun, ia menyesalkan bahwa Israel justru kembali menunjukkan agresinya dengan mengabaikan seruan perdamaian. “Alih-alih menghentikan serangan, Israel malah melanjutkan pemboman di Gaza dan menangkapi ratusan aktivis kemanusiaan dari 40 negara yang tergabung dalam Global Shumud Flotilla, padahal mereka membawa misi kemanusiaan dan berada di perairan internasional,” tegasnya.
HNW juga mengkritik langkah Israel yang berupaya mengubah isi kesepakatan yang telah disusun dalam proposal Trump, sebuah tindakan yang bahkan ditolak oleh Mesir, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Pakistan.
Lebih jauh, HNW menilai bahwa respons positif HAMAS terhadap proposal Trump sudah dapat diprediksi, terutama karena salah satu poin pentingnya berkaitan dengan pembebasan tawanan perang. Ia menegaskan, selama ini HAMAS selalu konsisten menepati kesepakatan pertukaran tahanan, termasuk dalam kasus Edan Aleksander, tentara Israel berkewarganegaraan ganda AS-Israel.
“HAMAS telah berulang kali menunjukkan komitmen untuk membebaskan tawanan, berbeda dengan Israel yang kerap mengingkari perjanjian dan memperlakukan tahanan Palestina secara tidak manusiawi di penjara-penjaranya,” ujar HNW.
Terkait penolakan HAMAS terhadap usulan agar Gaza dipimpin oleh figur asing seperti mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, HNW menilai hal itu sangat wajar. “Tony Blair punya rekam jejak buruk saat mendukung invasi ke Irak. Tidak pantas bila Gaza kembali dikelola oleh pihak luar yang tidak kredibel dan bertentangan dengan kesepakatan nasional Palestina,” jelasnya.
Sebaliknya, HNW memuji keputusan HAMAS yang menyetujui pembentukan badan teknokrat independen Palestina untuk memimpin sementara Jalur Gaza sebelum digelarnya pemilu demokratis. Langkah tersebut, menurutnya, menunjukkan sikap legowo dan komitmen HAMAS terhadap kedaulatan Palestina.
“Itu keputusan yang bijak dan menunjukkan bahwa HAMAS tidak ambisius. Mereka tetap menghormati prinsip nasional Palestina dan dukungan dari dunia Arab maupun Islam,” katanya.
Menutup pernyataannya, HNW mendorong Pemerintah Indonesia untuk segera menegaskan dukungan terhadap langkah positif ini. “Menlu Sugiono pernah menegaskan di New York bahwa Gaza adalah milik bangsa Palestina, dan masa depan Palestina ditentukan oleh rakyatnya sendiri. Maka Indonesia perlu mengambil peran aktif agar Palestina benar-benar merdeka dan tidak jatuh ke tangan penjajahan baru,” kata Hidayat Nur Wahid. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: HNW Apresiasi Langkah HAMAS Dukung Proposal Perdamaian Trump
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |