TIMES DENPASAR, SUMBA TIMUR – Rencana sekolah tenun berbasis komunitas di Kabupaten Sumba Timur, NTT adalah harapan dua perguruan tinggi, yakni Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina) Sumba dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.

“Sekolah ini bertujuan untuk menurunkan angka putus sekolah dan juga meningkatkan angka partisipasi sekolah melalui pendidikan vokasi tenun-tenun komunitas di Sumba Timur,” kata Dr. Yulita M. Pakereng, SE, MM, dosen Unkriswina, Kamis (20/8/2020).

Menurutnya, sekolah tenun berbasis komunitas ini adalah harapan untuk menghasilkan sumber daya manusia terampil yang siap kerja dalam usaha pertenunan yang ada, bahkan dapat menciptakan terobosan lapangan kerja di Sumba Timur.

“Kita pun dapat mewariskan pengetahuan ini melalui pendidikan vokasi berbasis komunitas,” ujarnya.

Dosen UKSW Salatiga Dr. Ir. Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si menambahkan, sekolah tenun berbasis komunitas adalah respons bersama dalam menjawab harapan penenun. Tentu bagi generasi muda mau menyediakan diri sebagai saluran sumber belajar.

“Kita harus pastikan tenun ikat terus hadir dan menjadi buah karya dari generasi ke generasi. Ayo kita ambil langkah starategis mulai sekarang kita pastikan tenun ikat akan terus hidup menjadi keseharian, kebanggaan, sumber pendapatan dan identitas Sumba dengan memperkaya keanekaragaman ke Indonesia” ungkapnya.

Menurutnya, putus sekolah formal tidak berarti tidak bisa meraih mimpi. Namun, kata dia, anak Sumba bisa meraih mimpi melalui sekolah tenun berbasis komunitas. Karena tidak hanya memberi keterampilan teknis, tapi juga kreativitas untuk masuk ke dunia usaha dengan menggunakan media sosial berbasis teknologi informasi. (*)